07 Maret 2011

Moment Pertemuan Pra Perdana Forum Lingkar Pena

Semua wajah tampak ceria. Semua bibir tersimpul manis memancarkan simetrisnya kesenangan. Suara tawa terdengar bersahut-sahutan, bercanda ria dalam momen ta'arufan. Ya, hari ini adalah hari pertama kami berkumpul di wadah ini. Wadah yang menampung kami untuk menyalurkan segenap pemikiran dan isi hati kami melalui mata pena.
Pagi itu begitu cerah, secerah hati kami menerima beberapa wejangan dari kak Fadli, Ketua FLP Sumut. Aku datang terlambat pagi itu karena baru saja menyelesaikan tugasku menjadi peserta dalam Latihan Instruktur Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Medan. Untunglah tak terlalu lama tenggang waktu telat ku dengan dimulainya acara di Rumah Cahaya. Senang rasanya bergabung bersama penulis-penulis muda ini. Anak-anak bangsa yang masih mau menyisakan waktunya dengan membaca dan menulis serta berdiskusi bersama. Sesdi pertama dimulai dengan perkenalan oleh Kak Fadli sebagai ketua. Tapi sebelum beliau memulai memperkenalkan dirinya, ada teknik perkenalan yang harus diikuti oleh semua anggota. Kami semua penasaran dengan teknik apa yang akan diberikannya kepada kami . Apakah ini akan menjebak kami? Atau hanya sebuah akal-akalan saja? Semua mata anggota baru ini pun tertuju padanya seperti dalam instruksinya yang pertama.
Kemudian Kak Fadli melanjutkan pembicaraannya dengan mengatakan, "Setiap anggota yang akan memperkenalkan dirinya, agar menerima pulpen yang saya pegang ini dan menyebutkan dari siapa dia menerima pulpen tersebut". Kontan saja semua kawan-kawan menggerutu. Aku yang berada pada posisi ketiga, tidak merasa terlalu terbebani karena hanya dua orang saja yang harus aku ingat dari nama mereka setelah menerima pulpen dari teman disebelahku ini. Tapi kawan-kawan yang duduk dibelakang sana semuanya menggeliat bak cacing kepanasan karena harus menghafal nama-nama teman baru sepanjang arah pulpen berjalan.
Proses perkenalan pun berlalu, kini tibalah saatnya sesi permainan dengan kak Dewi. Kami semua penasaran dengan permainan yg akan diberikannya. Dalam hati kami bertanya-tanya apakah permainan ini akan mempermalukan kami nantinya atau hanya game biasa. Ternyata permainan ini sungguh menarik. Kami disuruh mengambil potongan-potongan kertas yg didalamnya ditulis nama-nama hewan. Setelah mengambil potongan kertas tersebut, kami dilaranbg untuk membukanya langsung, tapi kami harus menjaga ketika membukanya agar teman disamping kami tidak tahu akan hewan apa yang akan kami dapatkan.
Aku buka kertasku dan aku melihat tulisan kodok. Ya ampun, berarti aku harus berakting seperti kodok nih, gumamku. Lalu kami semua bersuara laksana suara hewan yg ada pada kertas kami masing-masing. Kontan saja ruangan yg kami tempati itu bak kebun binatang yang penuh akan binatang-binatang yang mencari teman-temannya.
Lalu aku menemukan teman-teman kodokku'. Senang rasanya senasib sepenanggungan menjadi kodok. Instruksi selanjutnya datang dari mba Dewi agar kami saling mengenal lebih dalam lagi akan teman-teman sekelompok kami. Kelompok yang dapat menguasai tentang ciri-ciri temannya dengan baik, banyak dan benar, maka dialah yang menang. Ada kelompok monyet, kodok, ayam, itik, burung dan kambing.
Setelah diberi kesempatan konsolidasi, kamipun ditanya secara acak. Tibalah saat dari kelompokku. Mba Dewi menanyakan temanku tentang aku. Hmm, lumayan baik penguasaannya tapi sayangnya masih terdapat sedikit kesalahan yang membuat kelompok kami kalah. Permainan ini dimenangkan oleh kelompok ayam karena berhasil menguasai data tentang temannya dengan baik, banyak dan benar.
Acara pun usai, pertemuan diakhiri dengan kumpul bersama berfoto ria bersama kakak-kakak senior FLP Sumut. Alangkah indahnya pertemuan pra-predana ini. Semoga angkatan IV ini dapat sukses dalam dunia tulis menulisnya kelak.