21 November 2013

Satu Amanah Usai Sudah



Perhelatan akbar Rapat Senat Terbuka & Wisuda Universitas Negeri Medan usai sudah. Hari yang kutunggu-tunggu selama kurang lebih empat tahun lamanya itu pun telah sempurna dilewati. Tepat 24 Oktober 2013 silam, setelah seminggu sebelumnya aku dan teman-teman yang telah menyelesaikan sidang skripsinya, di judisium oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. Tiada lagi kata-kata bahagia yang dapat terucap, tiada lagi kata-kata indah yang dapat keluar, tiada lagi kata-kata haru yang mampu menguap selain puja-puji syukur dalam hati yang terus menerus berbisik di dalam sanubari. Ya, hari itu adalah hari transisiku dari mahasiswa menjadi seorang alumni Universitas Negeri Medan.
Ada banyak hikmah yang dapat kupetik selama masa studiku dikampus hijau Unimed. Perjalanan panjang masa belajar yang tidak sebentar itu cukup melatihku untuk pandai-pandai menempatkan diri dan berbuat di masyarakat. Masih teringat jelas rasanya ketidakinginan diri ini memilih studi di kampus hijau karena lebih memilih Malaysia sebagai pelabuhan harapan selepas belajar di Gontor. Masih terbayang jelas rasanya ketika namaku tidak tercantum diantara ratusan orang yang diterima di kampus the eminent university UUM Malaysia. Rasa kecewa yang mendalam pada waktu itu yang sulit untuk diterima, rasa ketidakpuasan yang sangat menyiksa ketika itu membuatku tak mampu berkata-kata setelah melihat pengumuman yang namaku tak tecantum didalamnya.
Untunglah aku memiliki seorang malaikat yang sangat luar biasa. Malaikat yang mengajarkanku arti hidup dan memaknai hidup. Malaikat yang mengajarkanku akan kebesaran-Nya. Malaikat itu hadir memberikanku semangat, malaikat itu hadir diantara kesedihan dan kekecewaanku kepada diriku sendiri yang belum mampu menembus Malaysia, malaikat itu bernama Ibu. Ibu hadir memberikanku semangat untuk tidak berputus asa. Ia menyarankaku untuk mengambil studi di Medan saja, tidak usah pergi jauh-jauh ke luar negeri lagi, ujarnya. Sulit memang bagiku ketika itu menerima saran ibu untuk mengikhlaskan hati menuntut ilmu di tempat yang tidak begitu ku inginkan. 

Waktu berlalu, kegagalan melanjutkan studi di Malaysia tidak boleh terus melemahkanku sebagai seorang alumni pesantren terkenal seantero negeri, Gontor. Alumni Gontor dikenal bukanlah sebagai alumni yang mudah berputus asa dari rahmat Allah, alumni Gontor bukanlah dikenal sebagai alumni yang mudah menyerah pada keadaan. Alumni Gontor dikenal sebagai alumni yang hebat dan menghebatkan! Asa itu kurajut, sedikit demi sedikit, perlahan tapi pasti. Saran ibu melanjutkan studi di Medan pun kupenuhi. Dimulai dari mengikuti kelas intensify di salah satu bimbingan ternama di Kota Medan, aku memulai langkahku melewati hari-hari selama tujuh bulan menyongsong Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di bulan Juli 2009. Sabar, syukur, ikhlas dan tekun merupakan kata kunci dalam menjalani masa pendidikan, dalam meniti jalan kesuksesan. Jerih payahku berbuah manis, aku lulus dan diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Medan angkatan 2009. Satu langkah menuju tangga kesuksesan telah aku lewati. Puji syukurku yang tiada terhingga kepada ilahi Rabbi yang tanpa campur tangan kuasa-Nya, aku bukanlah siapa-siapa.
  Ada satu pelajaran berharga yang kudapat selama kuliah, selama kita ikhlas menjalani apa yang telah digariskan-Nya, kita akan selalu memperoleh keberuntungan dan kegemilangan dalam setiap langkah kehidupan. Ketidaklulusanku di UUM Malaysia merupakan kesuksesanku di tanah air. Selama mahasiswa ada sederetan prestasi yang pernah kuraih, ada berbagai macam pelatihan bertaraf nasional dan internasional yang telah kuikuti dan yang lebih berkesan adalah hubungan muamalahku dengan dosen-dosen, pegawai dan fungsionaris universitas pun berjalan dengan sangat baik. Bahkan pada tahun 2011, aku dinobatkan sebagai salah satu Mahasiswa Teladan Universitas Negeri Medan. Alhamdulillah.

         Kini masa itu usai sudah. Perjuangan di kampus hijau demi menggapai gelar akademik Sarjana Pendidikan pun telah berada di titik akhir. Kapal telah sampai pada tujuanya. Seyogianyalah penumpang yang berada di dalam kapal turun dan menikmati pelabuhan tujuan dari yang dituju. Akan tetapi pelabuhan ini hanya persinggahan dari banyak pelabuhan di depan sana. Pelabuhan ini hanya tempat transit  untuk melanjutkan ke kapal berikutnya. Kapal program pascasarjana insya Allah. Amiin ya Rabb…. 

 
           

BIRRUL WALIDAIN



             Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua telah diwajibkan Allah SWT kepada kita. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra:23 yang artinya ‘Dan Tuhanmu telah memerintahkan kepadamu agar kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua oraangtuamu maka apabila salah satu dari mereka atau kedua-duanya telah pada usia senja maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan ‘ah’ dan janganlah kamu kasar kepada mereka dan ucapkanlah perkataan yg baik’.
            Dari ayat diatas telah jelas diperintahkan kepada tiap-tiap anak yg masih memiliki orangtua wajib menaati mereka selagi mereka memerintahakan kepada kebenaran. Dewasa ini banyak kita jumpai anak yg durhaka kepada kedua orangtuanya. Wahai anak-anakku yg dimuliakan Allah, ketahuilah bahwa wujud durhaka kepada kedua ibu-bapak itu bukanlah hanya dalam konteks membentaknya saja, atau mungkin tidak mematuhi perintahnya saja, tapi lebih dari itu konteks durhaka disini adalah ketika orangtua kita tidak ridho atas apa yg dilakukan anaknya yg bisa membuatnya sakit hati atau memalukan keluarga, maka anak tersebut telah bisa dikatakan durhaka. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa: Telah datang seorang sahabat kepada Rasulullah SAW bertanya; ya Rasulullah, siapa yg harus aku hormati dan sayangi setelah Allah dan Rasulnya? Rasul menjawab; Ibumu, lalu pemuda itu bertanya lagi; lalu siapa lagi ya Rasulullah? Rasul menjawab: Ibumu, lalu siapa lagi ya Rasulullah? Rasul menjawab: Ibumu, lalu siapa lagi ya Rasulullah? Rasul menjawab ayahmu. Kata-kata ibu terucap dan berulang tiga kali dalam kalimat Rasulullah tadi. Jelas sekali bahwa peran ibunda sangat besar bagi anaknya. Maka dari itulah kita diwajibkan berbakti kepada kedua orangtua terutama ibunda dahulu setelahnya ayah. Karena ibundalah yg menanggung penderitaan yg tiada henti ketika mengandung anak yg dicintainya itu. Ibunda jualah yg bangun ketika malam hari ketika si anak nangis meminta minum susu, dan ibunda jualah yg banyak berperan dalam proses pendidikan anak dirumah. Maka sudah seharusnya dan wajiblah bagi kita menghormati ibunda.
            Lalu timbul pertanyaan bagaimana cara menghormati kedua ibu-bapak ketika mereka masih hidup di dunia ataupun ketika mereka telah tiada? Ada beberapa cara ketika mereka masih hidup di dunia yaitu: 1) Membahagiakan mereka dengan berlaku baik dimanapun berada. Menjaga akhlak di masyarakat, syukur Alhamdulillah bila bisa mendapatkan prestasi yg baik di sekolah. 2) Berutur kata yg lemah lembut kepada keduanya. 3) Membantu mereka dalam hal financial ketika kita telah dewasa dan mampu bekerja. Sunnguh tiada harapan terbesar seorang ibunda akan materi di dunia dari anaknya selain keselamatan si anak di dunia dan di akhirat ketika dia menemui ajalnya. Karena seorang ibu akan diminta pertanggujawabannya dalam mendidik anaknya ketika menemui-Nya. Adapun wujud bakti kita kepada kedua orangtua ketika mereka telah tiada adalah: 1) Mendoakan mereka selalu dalam tiap sholat wajib dan sunnah. 2) Berbuat baik kepada kerabat dan sahabat mereka ketika hidup di dunia. 3) Melunasi hutang-hutang mereka ketika mereka hidup di dunia.
            Nah lalu apa dampak yg akan kita dapatkan bila kita berbakti kepada kedua orang tua? Dalam sebuah hadits dikatkan bahwa ridho Allah terdapat pada ridho orangtua dan murka Allah terdapat pada murka kedua orangtua. Maka dari itu jelalah bahwa bila orangtua telah ridho akan apa-apa yang kita kerjakan, maka insya Allah rido-Nya pun akan turut menyertai kita selama itu tidak melanggar aturan-aturan-Nya.Sudah banyak cukup bukti yang bisa kita ambil pelajaran dari mereka yg durhaka kepada ibunya seperti: Malinkundang, Sangkurian dll.
            Dalam momentum bulan puasa yg penuh barokah ini, yg penuh dengan keampunan ini, marilah kita tingkatkan budi pekerti kita antar sesame dan mua’malah kita kepada-Nya. Semoga kiranaya nantinya tercipta keluarga-keluarga yg sholihah, dari keluarga-keluarga yg sholihah itu akan timbul masyarakat yg taqwa kepada-Nya dan dari masyarakat itu akan tercipta sebuah miliu keislaman bernegara yg kuat sebagai pondasi bagi generasi penerus bangsa kelak yg patuh menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Wallahu‘alambisshowab.

28 Mei 2013

Notes from Pak B.J. Habibie

Tulisan ini merupakan point-point penting yang diambil penulis setelah membaca karya monumental A. Makmur Makka dalam bukunya "The True Life of Habibie". Beberapa poin-poin filosofi hidup tersebut penulis fikir perlu untuk disebarluaskan untuk dapat menjadi inspirasi dan pelajaran bagi kaum muda khususnya dalam membangun kebersamaan dalam kebhinekaan. Berikut poin-poin ungkapan yang penulis paparkan dalam rangkuman Notes from Pak B.J. Habibie.


  •   Kesempurnaan tidak datang dengan sendirinya. Kesempurnaan harus diupayakan. Kesempurnaan harus dinilai. Proses dan hasil pekrjaan harus diawasi.
  •    Percaya itu baik, tetapi mengecek lebuh baik lagi. Mengecek itu tidak ada hubungannya dengan sikap terhadap perorangan.
  •   Mengecek menyangkut tanggungjawab atas pekerjaan dan perbuatan semua anggota sistem kerja terhadap hasil kerja keseluruhan sistem.
  •   Ketrampilan harus dicapai dengan dua cara:
1.       Para kader perlu malaksanakan prinsip bahwa; belajar dan menguasai teori itu sangat perlu, namun itu tidak cukup. Yang perlu dan cukup adalah menerapkan pengetahuan pada masalah-masalah konkret. Untuk meningkatkan produksi beras misalnya, memang perlu sekali dikuasai teori. Namun ketrampilan nyata meningkatkan produksi beras hanya dapat diperoleh dengan mempraktekkan teori-teori pada kegiatan konkret di lapangan, keadaan air, hama, lahan, bibt dsb.
2.       Ketrampilan hanya dapat diperoleh dengan spesialisasi, dengan semakin mendalami sesuatu, dengan semakin mendalam, dengan mengkhususkan diri, tidak dengan melebar menangani banyak topik yang berbeda-beda. Hanya dengan spesialisme akan dapat ditumbuhkan kekuatan bersaing berdasarkan kemampuan.
  •        Landasan pokok bagi hubungan kerjasama adalah saling percaya. Sering Pak Habibie berkata pada mitranya: “Kalau kita saling percaya maka perjanjian tertulis dua hal saja cukup. Sebaliknya, kalau kita berdua tidak saling percaya perjanjian tertulis setebal buku pun tidak akan menolong”.
  •        Dasar kepercayaan adalah kesatuan sikap dan niali serta keserasian kepentingan. Kesatuan sikap dan nilai akan melahirkan kesatuan berfikir. Sikap dan nilai yang sama akan melahirkan peranggapan dan batasan-batasan yang sama.
  •                Kesatuan nilai dan keserasian kepentingan melahirkan tujuan akhir yang serupa atau sekurang-kurangnya searah.
Saling percaya membuat hidup tidak saja terasa terasa jauh lebih aman, hidup akan terasa jauh lebih muda. Tidak perlu pasang kuda-kuda. Tidak perlu semuanya hitam diatas putih. Hak dan kewajiban kedua belah pihak tidak perlu dirinci panjang lebar. Kesemuanya sudah dipahami dengan sendirinya tanpa perlu disebut. 

Semoga Bermanfaat

28 Februari 2013

EMPOWERING UNIVERSITY’S ALUMNI BY CREATING ALUMNI ASSOCIATION AS AN EFFORT TO PROVIDE INFORMATION AND SOCIAL NETWORKING



EMPOWERING UNIVERSITY’S ALUMNI BY CREATING ALUMNI ASSOCIATION AS AN EFFORT TO PROVIDE INFORMATION AND
SOCIAL NETWORKING
Azhar Aziz Lubis
Universitas Negeri Medan

            Nowadays, in our country Indonesia, education is the most wanted issue to talk. It is quite familiar in our mind that our education seems could not reached by the poor. Moreover, the quality of the education itself is not as well as the quantity of the school and university. Yet, based on the data reached by UNESCO in 2011 that Education Development Index of Indonesia was in the 69th from 127 countries in the world (http://kampus.okezone.com). In other words, our education still has weaknesses. Thus how to make our education being better than decades before?
            Generally, Indonesia has many state universities. It is subsidized universities in this country which mean government universities. Billion rupiahs were disbursed to those institutions to solve educational problems especially for the poor. But the result is still having a slow improvement and the impact doesn’t have any change to the poor. On the other hand, those universities (state and private universities) give forth million alumni every year. Then it impacts to a new social problem, job seeking. Most of them who failed in job seeking will be jobless and decreasing economy of the country. In fact, we do not only face the jobless problem which it’s the impact of the educational problem but also drop-out teenagers from their schools. To solve the drop-out teenagers’ problem, the minister of education of Indonesia would make mini-camp to catch the drop-out teenagers (http://kampus.okezone.com). But those solutions didn’t impact so much to the poor. It would be better if everyone has something to do in order to get along our education better. The writer believes that the youth may give some contribution for it.
            Most of our schools and universities in Indonesia have created the alumni association but mostly it comes from the prestigious schools and universities such as University of Indonesia, Gadjah Mada University, Bandung Technological Institute etc. Their alumni associations have made many activities in business, education, charity and law-defense. They vary their field activities not only for gathering among alumni but also making solution in order to give a social impact for the surroundings. It is quite better because a traditional way of the alumni association is only gathering but nowadays those alumni association creates many useful activities.
            The problem doesn’t come from those universities whose had the alumni association but it comes from the other universities who have no alumni association in their campus. Their alumni didn’t know how to make their selves more useful for others. Because we realize that creating an activity with association especially alumni association will make it easier and happier.
            The Advantages of Alumni Association
            We altogether realize that alumni association is very important for us especially the alumni of the university itself. By this, we would be able to keep in touch each other, donate for poverty and widen the networking overseas. Either we would be able in giving information about the universities we have graduated from. The information is very important to those who want to continue their study to the universities we have graduated from. Besides, they would know immediately about the universities by asking the alumni of the university. It is one of the ways to promote our education in Indonesia.
            Furthermore, by alumni association for example, we could make a social project to the rural area in this country. It would make a great impact to the poor in those rural areas. Because they would know that the social project maker in their village comes from the alumni of the university they admired. In other word, the alumni of the university have socialized their university.
            One more advantage of the alumni association is broadening the link of networking. In fact, we would not be able to socialize and broaden the networking without having many friends and colleagues all over the world. That is why one of the aims to create an alumni association is to broaden, link and keep in touch among alumni from decades ago. By creating the association for instance, the alumni of the association could be able to catch the drop-out teenagers in their town and donate some fund to solve those teenagers problem.
            Unfortunately, not all universities have the alumni association. In my university for instance, it has no alumni association as well as others. Therefore, there is no engaging relationship among the alumni. It impacts to the social environment around us. It seems an exclusive university which has no responsibility to encourage its surrounding whereas one of the aspects from Tri Dharma Perguruan Tinggi is dedication. It is quite embarrassing when other universities have moved forward the other still has no improvement to dedicate their selves. The quality should be similar each other if we want to improve our higher education.
            Provides Information and Social Networking
            One aspect that makes the university has a good credibility is its alumni dedication to the society. What they can do and what they can affect for their society is mostly the crucial one to ask. It is because the alumni of the university have had taught about four to five years in campus. It means they must have a brilliant concept to empower their society. At least, they should be the inspirer for their society.
            We altogether know that education is not cheap. It is very expensive especially in developed country Indonesia. If we want a qualified education, we should pay much more than the usual one. By the alumni association, we can collect some fund and channel ideas among the alumni to make a social project in Papua for example. The alumni could held a socialization about higher education and give several scholarship which submitted from alumni’s fund in order to help Papua’s teenagers going to universities in Java. It is really a noble activity.
            To actualize these ideas, the writer realizes that it is not easy as written above. It needs a sacrifice from the alumni to create an alumni association in their campus. Because the writer believe there is still many young people really wanted to make a change in order to enhance our education in Indonesia. Wallahu ‘alam bisshowab.