11 Februari 2013

Guruku bilang #2



#Guruku bilang, di tengah kata-kata, di deret kalimat dalam buku-buku, di layar telivisi, di bangku-bangku sekolah; di pergaulan hidup; ribuan makna berkelahi, nilai-nilai saling dorong, mendesak-desak, memaksakan diri untuk bersinggasana di hati kita! adakah satu kalimat tanya muncul "dimanakah kita ditengah perang nilai itu?" "nilai apakah sesungguhnya yang kita perjuangkan, yang kita bela mati-matian, yang hidup kita - adalah seharga nilai itu?" atau, jangan-jangan... kita sedang tidak memperjuangkan satu 'nilai'pun!? tidak sedang memperjuangkan apa-apa?!

#saudaraku....
kita hanyalah seperangkat nilai yang melekat, disebut manusia saat nilai kemanusiaan masih ada, disebut guru jika nilai keguruan masih kita jaga, disebut santri, jika nilai-nilai kesantrian itu masih kita jaga! melupakan "nilai-nili itu", tidak perduli! masa bodoh! kehilangan! tak mampu menjaga! akan membuatmu kehilangan seluruh kehidupan! Engkau saudaraku, memang bisa membumbung tinggi, membesar! Namun tanpa nilai yang kau penggang! engkau menjadi hanya serupa asap!!

#Guruku bilang, saat nasehat baik tak menggores apa-apa,
saat paragraf cantik terasa menjemukan,
saat segala bentuk syair kebijaksanaan terasa memuakkan,
saat yang terbaca, terlihat...
terasa menjadi hanya sekumpulan sampah...!!!

Bertakbirlah...
telungkupkan tanganmu di dada,
tundukan mukamu, lantukan fatehah dalam pasrah,
masukan sunyi dan hadirkan Tuhanmu, berbisiklah padaNYA
"wahai dzat penggenggam jiwa,
ampuni... ampuni... ampuni hamba!"
lalu sujud ...
untuk meletakan seluruh sampah kehidupan dalam kepalamu,
akuilah... tanpaNYA engkau hancur lebur tak berupa...

#Guruku bilang, satu perjalanan jarum dalam lingkaran penuh, aku menelusuri ruang-ruang pikiran menemukan garis lengkung wajahmu; tertelungkup juga tengadah, meloncat-loncat girang seperti burung pipit di pematang sawah atau terkukur yang dengan jemu melantunkan nada yang sama sepanjang detakan waktu...seperti lukisan, kita menjadikan diri terbaca, terlihat, menciptakan celah dimana cercaan, celaan, cacian menjadi mungkin untuk dilemparkan tepat di wajah kita, meskipun juga menciptakan pintu untuk masuknya pujian dan sanjungan, keduanya bukan hal penting!! sebab celaan dan pujian itu tidak merubah takdirmu! tetaplah fokus pada inti pencarian, hidup terlalu singkat untuk disibukan dengan melihat kebelakang, teruslah genggam jalan lurusmu, menjadilah seperti rerumputan yang yang tetap tumbuh meski paving dengan perkasa menginjakmu... jaga tasbihmu!

#Guruku bilang, saat nasehat baik tak menggores apa-apa, saat paragaf cantik terasa menjemukan, saat segala bentuk syair kebijaksanaan terasa memuakan, saat yang terbaca, terlihat, terasa menjadi hanya sekumpulan sampah...!!! bertakbirlah, telangkupkan tanganmu di dada, tundukan mukamu, lantukan fatehah dalam pasrah, masukan sunyi dan hadirkan Tuhanmu, berbisiklah padaNYA "wahai dzat penggenggam jiwa, ampuni... ampuni... ampuni hamba!" lalu sujud untuk meletakan seluruh sampah kehidupan dalam kepalamu, akuilah... tanpaNYA engkau hancur lebur tak berupa...

0 komentar:

Posting Komentar