02 Januari 2013
Gaung
emas sangatlah bernilai, namun nilainya baru akan terasa dan dinikmati ketika
pasir dan biji emas itu sudah dilebur dan diolah menjadi emas batangan, atau
dibentuk oleh tangan-tangan ahli para pengrajin hingga menjadi cincin, kalung,
gelang dan bentuk-bentuk kerajinan lain seperti hiasan. Itulah santri-santri
di pondok Pesantren. Berbekal kemauan keras , keikhlasan , kesungguhan,
ketekunan, kesederhanaan, ketawakkalan dan nawaitu yang mulia, mereka mulai nyantri dipondok
Pesantren.
Bekal
yang disebutkan tadi diatas jika boleh dikiaskan, dapat dikiaskan bagaikan
butir dan bijih emas yang terurai di sungai-sungai dan perut-perut bumi. Ketika
seorang santri belum resmi menjadi santri, mereka dapat diumpamakan sebagai butir
pasir dan bijih besi. Barulah setelah melalui prosessing pendidikan dasar,
mereka menjadi bijih emas.
Ada
satu hal yang salah dalam pribadi kebanyakan santri. Entah siapa yang
menanamkannya atau ini peninggalan penjajah yang nyatanya masih cukup terlihat
dalam pribadi santri sampai saat ini. Masih banyak pribadi santri yang kurang percaya
diri, baik ketika masih nyantri maupun setelah selesai
menamatkan studinya di pesantren tersebut. Ada kesan bahwa santri adalah
pelajar kelas dua atau bahkan kelas tiga.
Ø
Kelas
satu adalah mereka yang sekolah di sekolah umum negeri.
Ø
Kelas
duanya diisi oleh mereka yang sekolah di sekolah umum swasta atau madrasah.
Ø
Kelas
tiganya barulah mereka yang nyantri di pondok pesantren.
Semestinya,
sudah harus tertanam dalam diri seorang santri kalau mereka adalah jundullah.
Allah telah memilih mereka untuk mendalami agama-NYA dan kelak menjadi
prajurit-prajurit kebenaran, pembawa panji Islam. JIka direnungi dan disadari,
maka alangkah mulianya status mereka sekarang.
Beberapa
tips dibawah ini agar setiap santri berusaha untuk mencapai standar keilmuan
minimal :
1.
Jangan
berhenti untuk mencoba menghafal Al-Qur’an semaksimal mungkin.
2.
Tetap
menjaga kebiasaan untuk membaca Al-Qur’an dan mengetahui maknanya.
4.
Biasakan
membaca kitab-kitab bahasa Arab, baik yang klasik maupun kontemporer.
5.
Kitab
Al-Fiqh wa- adillatuh karya Prof.Dr.Wahbah Al-Zuhayli layak untuk dijadikan
pilihan.
From : jalan SANTRI menjadi ULAMA
Dr. Ahmad Lutfi Fathullah MA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar